TUKANG
SUMPIT AHLI PENA
Tukang
sumpit ahli pena, barangkali inilah julukan yang cocok bagi seorang penjual
mie ayam yang mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis terkenal. Dia seorang
siswa SMA N 1 Salatiga kelas XII, ia bernama Budi Cahyono, lahir di desa kecil
bernama Rekso pada tanggal 02 Februari tahun 1995. Sejak kecil disela waktu
belajar dan sekolahnya ,setiap hari Budi membantu ibunya untuk berjualan mie
ayam. Sehingga dia jarang bermain seperti layaknya anak sebayanya, karena dia
harus membantu ibunya bekerja. Akan tetapi Budi tidak pernah mengeluh akan hal
ini, justru dia sangat bersemangat karena dapat membantu pekerjaan orang
tuanya. Disela kesibukannya itu Budi selalu membaca buku dan berlatih menulis
karena dia menyukai dunia jurnalistik yang menjadi cita-citanya itu yakni
menjadi seorang penulis hebat yang dikenal seluruh dunia yang bukunya dibaca
oleh semua orang. Dari sinilah Budi berterkat ingin menjadi seorang penulis,
ini tak lepas dari kesehariannya yang selalu menuliskan aktivitasnya diatas
kertas sedangkan membaca dan menulis menjadi hobinya. Budi sangat berbakti
kepada orang tuanya, dan tidak pernah jengkel ataupun marah saat disuruh untuk
membantu berjualan mie ayam. Setiap pulang sekolah dia bekerja membantu ibunya,
sehingga dia mahir membuat mie ayam, dan dengan sifatnya yang periang itu dia
sangat mahir memainkan sumpitnya dalam membuat mie ayam, dia melakukan beberapa
atraksi kecil dengan sumpit, dan bahkan saat sepi pelanggan dia menggunakan
sumpit untuk mengarang menulis dimeja sebagai bentuk aktualisasinya dalam
berkarya. Terkadang dia sering melamun dengan memegang sumpit sambil menulis
nulis di meja, sempat Budi ditegur oleh ibunya “Budi, jangan ngelamun terus ah,
itu lo ada pelanggan yang mau membeli mie ayam” , Budi pun menjawab “iya bu,
sebentar, Budi akan segera membuatkannya”.Budi pun bergegas melayani
pelanggannya itu.
Singkat
cerita, disuatu pagi yang cerah Budi berangkat sekolah bersama dua temannya
Ahmad dan Satrio. Mereka berangkat bersama-sama menaiki angkot, karena
kebetulan motor Budi dan Satrio sedang dibawa ayahnya keluar kota. Saat diperjalanan,
mereka berbincang-bincang saling menanyakan cita-cita dan kemana setelah lulus
dari SMA. Budi berkata ” eh Ahmad dan Satrio, apa cita-cita kalian dan mau
kuliah dimana nih?” Ahmad pun menjawab “kalau aku si ingin menjadi seorang
dokter dan melanjutkan study ke Universitas Gajah Mada”. kemudian Satrio ikut
menjawab” kalau aku mau meneruskan study ke luar negeri karena aku ingin
menjadi seorang pengusaha sukses”. Kemudian Budi sendiri mengatakan bahwa
dirinya ingin menjadi seorang penulis dan ingin melanjutkan study ke
Universitas Diponegoro. Disaat mereka sedang asyik berbincang-bincang tidak
sadar bahwa mereka telah sampai di sekolah. Dan mereka pun segera menuju ke
ruang kelas.
Budi
anak lelaki yang sangat rajin di sekolahnya dia merupakan siswa teladan dan
menjadi contoh bagi teman-temannya. Karena ketekunan dan kebaikan hatinyalah
Budi banyak dikagumi oleh teman-temannya terutama anak-anak gadis di
sekolahnya. Saat pelajaran berlangsung tak lama kemudian bel sekolah berbunyi
yang menandakan waktunya untuk pulang. Tiba-tiba Budi berkata “eh mad, jam
segini kok sudah pulang ya tumben banget”. Ahmad menjawab “tadi pak Harun
bilang bahwa dewan guru akan melakukan rapat untuk pelaksanaan Ujian Nasional.
Oh gitu, ya sudah yok kita pulang saja kata Budi sambil tersenyum senang.
Akhirnya Semua siswapun pulang kerumahnya masing-masing, begitupun Budi
sesampainya dirumah dia melakukan aktifitasnya membantu berjualan mie ayam.
Sampailah
saat-saat yang menegangkan bagi Budi dan teman-temannya. Pada tanggal 16 Maret
2012 diadakan Ujian Nasional, Budi sangat bersemangat saat mengerjakan
soal-soal ujiannya tanpa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Tibalah
saat-saat mendebarkan yang membuat seolah detak jantung berhenti yaitu proses
pengumuman kelulusan yang akhirnya Budi dapat lulus dengan nilai terbaik. Budi
merasa sangat gembira akan hal ini. Kemudian selang beberapa bulan Budi
bermaksut melanjutkan study atau kuliah. Budi pun mendaftar di Universitas
Diponegoro (UNDIP) untuk mengikuti SBMPTN 2013. Dengan optimis pagi itu saat
Budi berangkat untuk pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN) yang akan dilaksanakan pada pukul 07:00 WIB, Budi bergegas menyiapkan perlengkapan
yang diperlukan, akan tetapi pagi itu Budi bangun kesiangan sehingga dia
terburu-buru dalam menyiapkan perlengkapannya. Setelah Budi selesai menyiapkan
segala perlengkapannya ia pun bergegas berangkat menuju Tembalang menggunakan
sepeda motor, dengan perasaan cemas dan khawatir Budi mengendarai motornya
dengan sangat kencang karena takut terlambat. Saat diperjalanan naasnya Budi
mengalami kecelakaan, Budi jatuh dari motor sehingga tangan dan kakinya luka-luka,
dan motornya rusak. Akan tetapi Budi tetap bertekat ingin mengikuti SBMPTN,
dengan keadaan terluka dia mengendarai motornya yang setengah rusak itu, akan
tetapi diperjalanan ternyata akibat kecelakaan itu ban motornya kempes, hal
itupun membuat Budi merasa sangat putus asa, saat melihat jam tangannya yang
menunjukan pukul 07:00 WIB menambah keputus asaan Budi, saat diujung
keputusasaan, semangat Budi kembalibagkit. Bahwasanya dia tidak akan menyerah
sampai disini. Kemudian dia mencari tumpangan untuk bisa sampai ke Tembalang.
Dan akhirnya dengan segala perjuangannya untuk sampai di kampus, Budi dapat
mengerjakan soal-soal SBMPTN walaupun dia terlambat dan sambil menahan rasa
sakit akibat kecelakaan itu. Dengan penuh semangat budi tak mau kalah dengan peserta
lainnya dengan penuh keyakinan Budi mampu menyelesaikan soal-soal SBMPTN.
Sampailah
pada pengumuman hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)
tahun 2013, Budi pun bergegas melihat pengumuman itu di internet, akan tetapi
barangkali ini belum keberuntungan Budi karena ternyata dia tidak lolos,
alangkah kecewa dan jengkelnya Budi melihat hasil itu, karena dia melihat
bahwasanya perjuangannya dalam pelaksanaan SBMPTN yang begitu berdarah dan
penuh perjuangan namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Dengan Besar hati Budi
menerima itu semua. Sesampai dirumah Budi berkata dengan ibunya “ bu. . . Budi.
. Budi gak lolos seleksi, (sambil bersedih). . “ ibu pun menjawab “Budi yang
sabar ya, ambil saja hikmahnya pasti ada hikmah dibalik ini semua, kali ini
Tuhan belum mengijinkan Budi untuk kuliah tapi kan masih ada tahun depan”. Budi
pun bergegas masuk kamar seraya meninggalkan ibunya yang sedang bekerja. Didalam
kamar Budi merenung, dalam hatinya berkata “ya Tuhan kenapa Engkau tidak
mengijinkanku untuk menggapai cita-citaku??” seketika itu didalam hati kecilnya
terbisik teringat akan cita-cita besarnya, sehingga membangkitkan semangat Budi
untuk tetap berjuang dalam mewujudkan cita-citanya. Budi teringat akan
kata-kata ibunya bahwa ini semua belum selesai dan masih ada tahun depan.
Kemudian Budi memutuskan untuk mengikuti SBMPTN tahun depan demi mewujudkan
cita-citanya. Dalamselang waktu satu tahun sambil menunggu SBMPTN tahun depan,
keseharian Budi diisi dengan belajar dan membantu ibunya berjualan mie ayam.
Dan sempat dia berjualan sendiri karena ibunya sedang sakit.
Hingga
akhirnya tibalah waktu yang dinantikan oleh Budi, setelah sekian lama menunggu
moment ini tentu Budi tidak akan menyia-nyiakannya. Dengan pengalaman dan bekal
yang lebih dari cukup Budi mengikuti SBMPTN 2013 dengan tenang dan penuh
konsentrasi, selang beberapa hari hingga tiba pengumuman, pada akhirnya Budi
dapat lolos seleksi, seketika itu Budi bersujud mengucap syukur kepada Tuhan
Yang Maha Kuasa. Budi pulang dengan membawa kegembiaraan, hingga sampai
dikamarnya dia kembali berkata “Tuhan inikah rencana-Mu yang sebenarnya. .
terima kasih Tuhan” sambil meneteskan air mata karena begitu bahagianya.
Dan akhirnya budi selangkah lebih dekat untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang
penulis terkenal.
Budi
memulai kehidupannya yang baru yakni menjadi seorang mahasiwa, dari sinilah dia
mulai berkarya dengan banyak menulis beberapa tulisan yang ditempelkan di
mading kampus, bahkan Budi selalu mengikuti seminar ataupun training motivasi
jurnalistik, dari semangatnya inilah Budi mencari informasi
perlombaan-perlombaan karya tulis, dia pun dengan semangat mengikuti perlombaan
disegala ajang. Disetiap aktivitasnya Budi tidak pernah lepas dari membaca
buku, dia sangat gemar membaca buku bahkan dia mampu menghabiskan satu buku
dalam sehari, karena baginya untuk menjadi seorang penulis yang baik haruslah
dimulai dari menjadi pembaca yang baik. Kemudian disela-sela kesibukannya
didunia perkuliahan Budi tidak berhenti untuk terus menulis, bahkan sampai
tempat tinggalnya (kamar) dipenuhi kertas tulisan-tulisannya. Setiap malam dia
selalu berdo’a kepadaTuhan untuk menjadi seorang penulis terkenal. Hingga suatu
saat Budi mendapat juara satu lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh
Universitas Indonesia (UI) untuk kategori mahasiswa perguruan tinggi se
Indonesia, hal ini membuat Budi semakin dikenal oleh khalayak ramai didalam
dunia jurnalistik dan menorehkan tinta emas. Dari hal ini budi belum berpuas
diri bahwasanya cita-citanya masihlah jauh, maka dari itu dia terus melatih
dirinya agar dapat meraih cita dan mimpinya.
Menjelang
akhir study strata satu yakni semester tujuh, Budi telah mampu menulis sebuah
buku yang berjudul “rahasia sebuah semangat” dan dia bermaksut untuk
menerbitkannya. Akhirnya keinginannya itu tercapai dan bukunya cukup laris
dipasaran. Kemudian saat Budi telah menyelesaikan study strata satunya ternyata
Tuhan memberinya hadiah berupa beasiswa keluar negeri karena menjadi wisudawan
terbaik. Dari sinilah nama Budi mulai dikenal oleh dunia, dia selalu menulis
buku-buku inspiratif, fiksi maupun novel. Selama diluar negeri Budi bertemu
dengan teman lamanya yang kebetulan ada di kota yang sama, ya namanya adalah
Satrio. Mereka sangat senang karena dapat bertemu kembali setelah berpisah
sekian lama, kemudian mereka saling melepas rindu dan saling berpelukan.
Setelah
menempuh study megister diluar negeri Budi banyak menulis buku, bahkan dia
mendapat undangan untuk mengisi sebuah acara dalam dunia jurnalistik karya
tulis di beberapa negara seperti Inggris, Canada, Singapoera, dan Amerika. Budi
akhirnya dapat mewujudkan cita-citanya untuk menjadi seorang penulis terkenal
yang bukunya dibaca oleh semua orang di dunia. Budi telah mengharumkan nama
bangsa indonesia di mata dunia, dan setelah Budi pulang ke Indonesia budi telah
menjadi seorang penulis yang tersohor sesuai apa yang ia cita-citakan dan hidup
denganbahagia. Semangat Budi yang tinggilah yang tidak mengenal kata putus asa
yang akhirnya bisa menuntunnya untuk mencapai cita-cita yang diharapkan.
Terima kasih
The End