Translate

Kamis, 19 Februari 2015

TUKANG SUMPIT AHLI PENA


TUKANG SUMPIT AHLI PENA

Tukang sumpit ahli pena, barangkali inilah julukan yang cocok bagi seorang penjual mie ayam yang mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis terkenal. Dia seorang siswa SMA N 1 Salatiga kelas XII, ia bernama Budi Cahyono, lahir di desa kecil bernama Rekso pada tanggal 02 Februari tahun 1995. Sejak kecil disela waktu belajar dan sekolahnya ,setiap hari Budi membantu ibunya untuk berjualan mie ayam. Sehingga dia jarang bermain seperti layaknya anak sebayanya, karena dia harus membantu ibunya bekerja. Akan tetapi Budi tidak pernah mengeluh akan hal ini, justru dia sangat bersemangat karena dapat membantu pekerjaan orang tuanya. Disela kesibukannya itu Budi selalu membaca buku dan berlatih menulis karena dia menyukai dunia jurnalistik yang menjadi cita-citanya itu yakni menjadi seorang penulis hebat yang dikenal seluruh dunia yang bukunya dibaca oleh semua orang. Dari sinilah Budi berterkat ingin menjadi seorang penulis, ini tak lepas dari kesehariannya yang selalu menuliskan aktivitasnya diatas kertas sedangkan membaca dan menulis menjadi hobinya. Budi sangat berbakti kepada orang tuanya, dan tidak pernah jengkel ataupun marah saat disuruh untuk membantu berjualan mie ayam. Setiap pulang sekolah dia bekerja membantu ibunya, sehingga dia mahir membuat mie ayam, dan dengan sifatnya yang periang itu dia sangat mahir memainkan sumpitnya dalam membuat mie ayam, dia melakukan beberapa atraksi kecil dengan sumpit, dan bahkan saat sepi pelanggan dia menggunakan sumpit untuk mengarang menulis dimeja sebagai bentuk aktualisasinya dalam berkarya. Terkadang dia sering melamun dengan memegang sumpit sambil menulis nulis di meja, sempat Budi ditegur oleh ibunya “Budi, jangan ngelamun terus ah, itu lo ada pelanggan yang mau membeli mie ayam” , Budi pun menjawab “iya bu, sebentar, Budi akan segera membuatkannya”.Budi pun bergegas melayani pelanggannya itu.
Singkat cerita, disuatu pagi yang cerah Budi berangkat sekolah bersama dua temannya Ahmad dan Satrio. Mereka berangkat bersama-sama menaiki angkot, karena kebetulan motor Budi dan Satrio sedang dibawa ayahnya keluar kota. Saat diperjalanan, mereka berbincang-bincang saling menanyakan cita-cita dan kemana setelah lulus dari SMA. Budi berkata ” eh Ahmad dan Satrio, apa cita-cita kalian dan mau kuliah dimana nih?” Ahmad pun menjawab “kalau aku si ingin menjadi seorang dokter dan melanjutkan study ke Universitas Gajah Mada”. kemudian Satrio ikut menjawab” kalau aku mau meneruskan study ke luar negeri karena aku ingin menjadi seorang pengusaha sukses”. Kemudian Budi sendiri mengatakan bahwa dirinya ingin menjadi seorang penulis dan ingin melanjutkan study ke Universitas Diponegoro. Disaat mereka sedang asyik berbincang-bincang tidak sadar bahwa mereka telah sampai di sekolah. Dan mereka pun segera menuju ke ruang kelas.
Budi anak lelaki yang sangat rajin di sekolahnya dia merupakan siswa teladan dan menjadi contoh bagi teman-temannya. Karena ketekunan dan kebaikan hatinyalah Budi banyak dikagumi oleh teman-temannya terutama anak-anak gadis di sekolahnya. Saat pelajaran berlangsung tak lama kemudian bel sekolah berbunyi yang menandakan waktunya untuk pulang. Tiba-tiba Budi berkata “eh mad, jam segini kok sudah pulang ya tumben banget”. Ahmad menjawab “tadi pak Harun bilang bahwa dewan guru akan melakukan rapat untuk pelaksanaan Ujian Nasional. Oh gitu, ya sudah yok kita pulang saja kata Budi sambil tersenyum senang. Akhirnya Semua siswapun pulang kerumahnya masing-masing, begitupun Budi sesampainya dirumah dia melakukan aktifitasnya membantu berjualan mie ayam.
Sampailah saat-saat yang menegangkan bagi Budi dan teman-temannya. Pada tanggal 16 Maret 2012 diadakan Ujian Nasional, Budi sangat bersemangat saat mengerjakan soal-soal ujiannya tanpa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal. Tibalah saat-saat mendebarkan yang membuat seolah detak jantung berhenti yaitu proses pengumuman kelulusan yang akhirnya Budi dapat lulus dengan nilai terbaik. Budi merasa sangat gembira akan hal ini. Kemudian selang beberapa bulan Budi bermaksut melanjutkan study atau kuliah. Budi pun mendaftar di Universitas Diponegoro (UNDIP) untuk mengikuti SBMPTN 2013. Dengan optimis pagi itu saat Budi berangkat untuk pelaksanaan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang akan dilaksanakan pada pukul 07:00 WIB, Budi bergegas menyiapkan perlengkapan yang diperlukan, akan tetapi pagi itu Budi bangun kesiangan sehingga dia terburu-buru dalam menyiapkan perlengkapannya. Setelah Budi selesai menyiapkan segala perlengkapannya ia pun bergegas berangkat menuju Tembalang menggunakan sepeda motor, dengan perasaan cemas dan khawatir Budi mengendarai motornya dengan sangat kencang karena takut terlambat. Saat diperjalanan naasnya Budi mengalami kecelakaan, Budi jatuh dari motor sehingga tangan dan kakinya luka-luka, dan motornya rusak. Akan tetapi Budi tetap bertekat ingin mengikuti SBMPTN, dengan keadaan terluka dia mengendarai motornya yang setengah rusak itu, akan tetapi diperjalanan ternyata akibat kecelakaan itu ban motornya kempes, hal itupun membuat Budi merasa sangat putus asa, saat melihat jam tangannya yang menunjukan pukul 07:00 WIB menambah keputus asaan Budi, saat diujung keputusasaan, semangat Budi kembalibagkit. Bahwasanya dia tidak akan menyerah sampai disini. Kemudian dia mencari tumpangan untuk bisa sampai ke Tembalang. Dan akhirnya dengan segala perjuangannya untuk sampai di kampus, Budi dapat mengerjakan soal-soal SBMPTN walaupun dia terlambat dan sambil menahan rasa sakit akibat kecelakaan itu. Dengan penuh semangat budi tak mau kalah dengan peserta lainnya dengan penuh keyakinan Budi mampu menyelesaikan soal-soal SBMPTN.
Sampailah pada pengumuman hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2013, Budi pun bergegas melihat pengumuman itu di internet, akan tetapi barangkali ini belum keberuntungan Budi karena ternyata dia tidak lolos, alangkah kecewa dan jengkelnya Budi melihat hasil itu, karena dia melihat bahwasanya perjuangannya dalam pelaksanaan SBMPTN yang begitu berdarah dan penuh perjuangan namun ternyata Tuhan berkehendak lain. Dengan Besar hati Budi menerima itu semua. Sesampai dirumah Budi berkata dengan ibunya “ bu. . . Budi. . Budi gak lolos seleksi, (sambil bersedih). . “ ibu pun menjawab “Budi yang sabar ya, ambil saja hikmahnya pasti ada hikmah dibalik ini semua, kali ini Tuhan belum mengijinkan Budi untuk kuliah tapi kan masih ada tahun depan”. Budi pun bergegas masuk kamar seraya meninggalkan ibunya yang sedang bekerja. Didalam kamar Budi merenung, dalam hatinya berkata “ya Tuhan kenapa Engkau tidak mengijinkanku untuk menggapai cita-citaku??” seketika itu didalam hati kecilnya terbisik teringat akan cita-cita besarnya, sehingga membangkitkan semangat Budi untuk tetap berjuang dalam mewujudkan cita-citanya. Budi teringat akan kata-kata ibunya bahwa ini semua belum selesai dan masih ada tahun depan. Kemudian Budi memutuskan untuk mengikuti SBMPTN tahun depan demi mewujudkan cita-citanya. Dalamselang waktu satu tahun sambil menunggu SBMPTN tahun depan, keseharian Budi diisi dengan belajar dan membantu ibunya berjualan mie ayam. Dan sempat dia berjualan sendiri karena ibunya sedang sakit.
Hingga akhirnya tibalah waktu yang dinantikan oleh Budi, setelah sekian lama menunggu moment ini tentu Budi tidak akan menyia-nyiakannya. Dengan pengalaman dan bekal yang lebih dari cukup Budi mengikuti SBMPTN 2013 dengan tenang dan penuh konsentrasi, selang beberapa hari hingga tiba pengumuman, pada akhirnya Budi dapat lolos seleksi, seketika itu Budi bersujud mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Budi pulang dengan membawa kegembiaraan, hingga sampai dikamarnya dia kembali berkata “Tuhan inikah rencana-Mu yang sebenarnya. . terima kasih Tuhan” sambil meneteskan air mata karena begitu bahagianya. Dan akhirnya budi selangkah lebih dekat untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang penulis terkenal.
Budi memulai kehidupannya yang baru yakni menjadi seorang mahasiwa, dari sinilah dia mulai berkarya dengan banyak menulis beberapa tulisan yang ditempelkan di mading kampus, bahkan Budi selalu mengikuti seminar ataupun training motivasi jurnalistik, dari semangatnya inilah Budi mencari informasi perlombaan-perlombaan karya tulis, dia pun dengan semangat mengikuti perlombaan disegala ajang. Disetiap aktivitasnya Budi tidak pernah lepas dari membaca buku, dia sangat gemar membaca buku bahkan dia mampu menghabiskan satu buku dalam sehari, karena baginya untuk menjadi seorang penulis yang baik haruslah dimulai dari menjadi pembaca yang baik. Kemudian disela-sela kesibukannya didunia perkuliahan Budi tidak berhenti untuk terus menulis, bahkan sampai tempat tinggalnya (kamar) dipenuhi kertas tulisan-tulisannya. Setiap malam dia selalu berdo’a kepadaTuhan untuk menjadi seorang penulis terkenal. Hingga suatu saat Budi mendapat juara satu lomba karya tulis ilmiah yang diadakan oleh Universitas Indonesia (UI) untuk kategori mahasiswa perguruan tinggi se Indonesia, hal ini membuat Budi semakin dikenal oleh khalayak ramai didalam dunia jurnalistik dan menorehkan tinta emas. Dari hal ini budi belum berpuas diri bahwasanya cita-citanya masihlah jauh, maka dari itu dia terus melatih dirinya agar dapat meraih cita dan mimpinya.
Menjelang akhir study strata satu yakni semester tujuh, Budi telah mampu menulis sebuah buku yang berjudul “rahasia sebuah semangat” dan dia bermaksut untuk menerbitkannya. Akhirnya keinginannya itu tercapai dan bukunya cukup laris dipasaran. Kemudian saat Budi telah menyelesaikan study strata satunya ternyata Tuhan memberinya hadiah berupa beasiswa keluar negeri karena menjadi wisudawan terbaik. Dari sinilah nama Budi mulai dikenal oleh dunia, dia selalu menulis buku-buku inspiratif, fiksi maupun novel. Selama diluar negeri Budi bertemu dengan teman lamanya yang kebetulan ada di kota yang sama, ya namanya adalah Satrio. Mereka sangat senang karena dapat bertemu kembali setelah berpisah sekian lama, kemudian mereka saling melepas rindu dan saling berpelukan.
Setelah menempuh study megister diluar negeri Budi banyak menulis buku, bahkan dia mendapat undangan untuk mengisi sebuah acara dalam dunia jurnalistik karya tulis di beberapa negara seperti Inggris, Canada, Singapoera, dan Amerika. Budi akhirnya dapat mewujudkan cita-citanya untuk menjadi seorang penulis terkenal yang bukunya dibaca oleh semua orang di dunia. Budi telah mengharumkan nama bangsa indonesia di mata dunia, dan setelah Budi pulang ke Indonesia budi telah menjadi seorang penulis yang tersohor sesuai apa yang ia cita-citakan dan hidup denganbahagia. Semangat Budi yang tinggilah yang tidak mengenal kata putus asa yang akhirnya bisa menuntunnya untuk mencapai cita-cita yang diharapkan.
Terima kasih
The End

                                                                                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar