Permasalahan saat ini
ialah umat Islam yang sudah jauh masanya dengan Nabi Muhammad, sehingga ketika terjadi keraguan
sudah tidak bisa lagi langsung menanyakannya. Manusia hanya berbekal
periwayatan dan ijtihad kolektif maupun individu. Hasilnya adalah terdapat
keragaman pemahaman terhadap al-Qur`an. Namun hal ini justru memberikan
keniscayaan tersendiri bagi al-Qur`an yang selalu menyimpan misteri, tidak
pernah kering untuk selalu menjadi objek kajian. Selain itu, kebesaran al-Quran
menjadikannya sebagai salah satu kitab suci
yang memiliki pengaruh amat luas dan mendalam terhadap jiwa
manusia. Kitab ini telah digunakan kaum Muslimin untuk mengabsahkan
perilaku, menjustifikasi tindakan peperangan, melandasi
berbagai aspirasi, memelihara berbagai harapan, dan memperkukuh
identitas kolektif.[1]
Ia juga digunakan dalam kebaktian-kebaktian publik dan pribadi kaum Muslimin, serta dilantunkan
dalam berbagai acara resmi dan keluarga. Pembacaannya
dipandang sebagai tindak kesalehan dan pelaksanaan
ajarannya merupakan kewajiban setiap Muslim.[2]
Download Pdf
[1]M. Arkoun, Berbagai Pembacaan Quran, terj. Machasin, (Jakarta: INIS,
1997), hlm. 9.
[2]Adnan Amal, Rekonstruksi..., hlm. xiii.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar